By admin, 30, Jan 2025
AYO, Sobat muda! Kita sering menganggap serangga sebagai hama, tetapi tahukah kamu bahwa ulat dan serangga memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif? Bahkan, Badan Gizi Nasional (BGN) sedang mempertimbangkan untuk memasukkannya ke dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mengapa Ulat dan Serangga?
Ulat dan serangga kaya akan protein, bahkan beberapa jenis seperti jangkrik, belalang, dan ulat sagu memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi atau ayam, setara dengan sumber protein seperti kacang kedelai. Selain itu, budidaya serangga lebih ramah lingkungan dibandingkan peternakan konvensional. Bayangkan, untuk menghasilkan 1 kg protein, jangkrik hanya membutuhkan 1,7 kg pakan, sementara sapi membutuhkan 10 kg pakan.
Bukan Sekedar Tren
Mengonsumsi serangga, atau entomophagy, bukanlah hal baru. Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Gunung Kidul dan Papua, serangga sudah menjadi bagian dari budaya kuliner. Bahkan, di tingkat global, sekitar 2 miliar orang telah menjadikan serangga sebagai bagian dari menu makan mereka. Sejarah mencatat bahwa nenek moyang manusia purba telah mengonsumsi serangga, dan bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa serangga telah menjadi bagian dari pola makan manusia sejak zaman prasejarah.
Kaya Nutrisi
Tidak hanya protein, ulat dan serangga juga mengandung berbagai nutrisi penting lainnya, seperti asam lemak omega-3 dan omega-6, serat, vitamin (termasuk vitamin B12), dan mineral seperti zat besi, zinc, dan magnesium. Ulat sagu, misalnya, kaya akan vitamin B1, B2, B6, dan vitamin D, sedangkan belalang mengandung vitamin A, D3, B12, serta mineral penting seperti zat besi dan seng. Kandungan nutrisi ini menjadikan serangga sebagai alternatif yang sehat dan bergizi.
Lebih Ramah Lingkungan
Produksi serangga sebagai pangan memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah dibandingkan peternakan konvensional. Serangga membutuhkan lahan, air, dan pakan yang jauh lebih sedikit, serta menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah.

Tantangan dan Peluang
Meskipun menjanjikan, pemanfaatan ulat dan serangga sebagai sumber pangan masih menghadapi beberapa tantangan.
Namun, tantangan-tantangan ini dapat diatasi dengan edukasi dan sosialisasi yang tepat, serta pengembangan teknologi pengolahan serangga yang modern dan higienis.
AYO, Berani Coba?
Mungkin terasa asing, tapi cobalah untuk membuka pikiran. Serangga dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat, mulai dari keripik jangkrik yang renyah hingga tepung ulat sagu yang bergizi.
Ayo, Sobat AYO! Jadilah bagian dari generasi muda yang berani mencoba hal baru dan berkontribusi dalam menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Author : Yosa
Editor : Nurfiqa Putri
      Endless Action for Inclusive Agrifuture
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.